Apa Itu Downtime Produksi?
Downtime produksi adalah waktu di mana lini produksi berhenti beroperasi, baik sebagian maupun seluruhnya. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan seperti kerusakan mesin, servis gearbox, atau bahkan karena keterlambatan bahan baku.
Meskipun kadang terlihat sepele, downtime punya dampak besar terhadap profitabilitas perusahaan. Bahkan beberapa jam downtime saja bisa mengakibatkan kerugian jutaan hingga miliaran rupiah, tergantung skala operasinya.
Kenapa Perlu Menghitung Biaya Downtime?
Menghitung biaya downtime produksi sangat penting untuk:
- Menentukan urgensi perbaikan mesin seperti Helical Gearbox atau gearbox lainnya.
- Menilai efektivitas keputusan maintenance.
- Menyusun anggaran dan justifikasi investasi peralatan baru.
- Menyadarkan manajemen akan dampak ekonomi dari keterlambatan servis.
Komponen Biaya Downtime Produksi
Untuk menghitung biaya downtime dengan akurat, Anda perlu memperhatikan komponen berikut:
- Biaya Kerugian Produksi
Produk yang tidak bisa dibuat karena mesin berhenti. - Biaya Tenaga Kerja Menganggur
Operator tetap dibayar meski tidak produktif. - Biaya Perbaikan Mesin / Servis Gearbox
Termasuk biaya teknisi, spare part, dan downtime saat servis. - Biaya Peluang yang Hilang
Potensi keuntungan yang hilang karena tidak bisa memenuhi permintaan pasar. - Biaya Tambahan Operasional
Misalnya listrik tetap menyala, konsumsi energi idle, dll.
Rumus Menghitung Biaya Downtime Produksi
Berikut adalah rumus sederhana yang bisa digunakan:
textCopyEditBiaya Downtime = (Produk per Jam ร Profit per Unit) ร Lama Downtime (Jam)
+ Biaya Tenaga Kerja Idle
+ Biaya Tambahan Lainnya
Contoh Kasus Perhitungan Downtime:
Sebuah pabrik makanan menggunakan Helical Gearbox untuk lini produksi utamanya. Suatu hari, gearbox rusak dan butuh servis selama 6 jam.
๐ Data:
- Produksi: 1.000 unit per jam
- Profit per unit: Rp 1.000
- Jumlah pekerja idle: 5 orang
- Gaji per jam per orang: Rp 30.000
- Biaya servis gearbox (sekali panggil): Rp 2.500.000
๐ Perhitungan:
Kerugian Produksi: 1.000 ร 1.000 ร 6 jam = Rp 6.000.000
Biaya Tenaga Kerja Idle: 5 ร 30.000 ร 6 jam = Rp 900.000
Biaya Servis Gearbox: Rp 2.500.000
Total Downtime Cost: = Rp 6.000.000 + Rp 900.000 + Rp 2.500.000
= Rp 9.400.000
Bagaimana Menghindari Downtime yang Mahal?
- Lakukan servis gearbox secara berkala di bengkel gearbox terpercaya.
- Pastikan Anda menggunakan Jasa Servis Gearbox bergaransi agar tidak mengalami kerusakan berulang.
- Investasikan dalam monitoring & sensor preventif, terutama untuk gearbox penting.
- Catat dan evaluasi semua downtime agar ada perbaikan proses di masa depan.
Kesimpulan
Biaya downtime produksi bukan sekadar angkaโia bisa menunjukkan betapa mahalnya waktu yang terbuang saat mesin berhenti. Dengan memahami cara menghitungnya, perusahaan bisa membuat keputusan yang lebih bijak terkait perawatan mesin, investasi spare part, dan pemilihan Jasa Servis Gearbox yang tepat.
Ingat: Kadang, servis gearbox yang tertunda satu hari bisa merugikan lebih dari biaya servis itu sendiri!